Jumat, 01 Januari 2016

Akhir, Sebelum Awal

Menarik bagi saya tentang fase hidup ini yang tidak ada habisnya. Tidak usah dulu jauh-jauh berpikir. Pada saat masih sekolah saja, misalnya. Tamat SD, lanjut SMP. Tamat SMP, lanjut SMA. Tamat SMA, dengan merasa diri kita lebih tahu dan senior dibanding adik-adik kelas kita, nyatanya kita kembali lagi ke tahun pertama di perguruan tinggi sebagai junior (lagi). Begitu seterusnya. Menikah pun menjadi awal hidup baru karena berakhirnya masa pacaran, bukan? Maksud saya disini, kita seringkali menyebutkan awal masuk sekolah, awal pernikahan, atau awal-awal lainnya sebagai suatu awal, padahal awal itu bisa ada karena diakhirinya sebuah akhir.

Moment-moment "akhir, sebelum awal" inilah yang biasanya digunakan sebagai waktu untuk pengharapan lebih baik, umumnya. Salah satu dari moment itu adalah hari ini. Atau lebih tepatnya beberapa jam yang lalu, karena saat ini jam sudah menunjukkan hampir pukul 2 pagi. Moment pergantian tahun 2015 menjadi 2016. Bukan hal yang anti mainstream tentang manusia dengan segala resolusinya menyambut tahun baru. Karena saya juga begitu.

Berbicara ke belakang tentang 2015. Setiap orang pasti punya ceritanya masing-masing, ya? Cerita yang membuat tersenyum malu, tersenyum bahagia, sampai menahan senyum saja rasannya tidak cukup, melainkan tertawa, tertawa yang terpingkal-pingkal. Yaa, walaupun ada juga cerita yang jika diingat hanya membuat tersenyum pilu, yang karenanya kita pernah dibuat menangis tersedu-sedu. Tapi ya hidup memang sepahit dan semanis itu, bukan?   

Perbanyak bersyukur. Salah satu pelajaran berarti yang saya dapatkan di tahun 2015. Karena dengan bersyukur, mau itu pahit atau manis, setidaknya kita masih diizinkan untuk dapat tersenyum.

Ada satu lagi. Kurangi mengeluh. Ya kembali lagi, untuk apa kita mengeluh selama kita masih memiliki banyak hal yang patut disyukuri? 

Berbicara ke depan tentang 2016. Setiap orang (mungkin) punya harapannya masing-masing, ya? Harapan untuk memiliki cerita yang lebih banyak membuat tersenyum bahagianya daripada tersenyum pilunya, tentu. Tapi ya hidup tidak akan mengajarkan kita lebih kuat jika selalu manis, bukan?

Hidup adalah tentang apa yang kamu berikan dan apa yang kamu dapatkan. Dari apa yang saya berikan, saya mendapatkan cerita dan pelajaran. Itu yang saya tahu saat ini. Entah cerita dan pelajaran apa yang akan saya dapatkan nanti, tapi yang saya tahu, tantangan yang lebih berat sudah siap menanti. Jadi, bersiaplah dan hadapi.

#Notes : Part III

Hehe. Belum sempat aku tulis part III yang seharusnya aku ceritakan sebelum-sebelumnya. Tapi, sepertinya cerita kali ini sudah seharusnya ak...