Selasa, 15 Agustus 2017

Once upon a time

Once upon a time, when the sky was covered with blue
Once upon a time, when the sun was smiling too
We're just common people with an ordinary look
We're just common people with an ordinary love
And,
Once upon a time, when I fell in love with you

-Once upon a time, by Mocca

Minggu, 13 Agustus 2017

A Letter to Mr. Spaceman

Dear Mr. Spaceman,
I hope this letter will find you and find you well.
I’m writing this letter to tell you how much I thank you.

You made me feel alive for one more time. For the longest time, I’ve never felt that way, and you, out of the blue, came and give me the touch of happiness that I’ve longed so much. You brought back to me something that I’ve lost in a long time.

Lately there is this tune that reminds me of you and I play it over and over again. Even when the song is over, the melody lingers on. Stuck in my head. Like the voice of the heart, it warms me in a way I can’t describe.

I barely even know you. You know that pretty well and everybody knows it. Oh no, no, I won’t tell you about how love is blind and love is irrational and all. But really, I lost my mind the time we talked for very first time. That was something I couldn’t describe to myself as well.

I don’t care what people think. They can talk funny about it and let leave it at that.

I know you didn’t want to fall in love or at least you don’t let yourself to. Or maybe, I am not the right one for you and you don’t feel the same as I do. Love is tricky, you know.

Anyway, this is not a love letter. So I won’t tell you about how you actually did make the butterflies in my tummy dance when you looked at me. And how you made my heart stop beating for few seconds when you sang my favorite tune. No, no, I  won’t tell you stuff like that. But anyway, you actually did do those stuffs to me but I won’t tell you anyway.

And you made me happy, really, really, really happy when we sang together. When we had that ice cream and when we had that dinner at a burger joint. I was happy. That was one of the best moment in my life. But I don’t want to sound cheesy, though. You can skip this part.

Thanks to you, of course, you made me really happy and I couldn’t stop smiling. Every morning I wake up feeling so happy thet I start dancing to the possibilities of meeting you again for one more time.

Hey, Mr. Spaceman, I really hope we can meet again some sunny day. But I really can’t do anything about it. Maybe in your planet there is storm happening or, I don’t know, maybe you just can’t get out that faraway place of yours. But I do wish you are fine there and everything is warm and nice and you eat good food and have ice cream. Hey, if we ever have a chance to meet again, I’ll treat you this dark chocolate ice cream I just found lately. It tastes so good that you would cry of happiness when you eat it. Or it’s just me who’s exaggerating. But it’s nice, really. You’ll love it.

Thank you for letting me feel exited about life, about things that matters. And give me another reason to be happy. I do wish we had one more chance to talk about life. About yours, mine and possibilities of ours.

I wish you all the good luck in the world for anything exciting that awaits you. Thank you for that brief moment you gave me and aftertaste. It was sweet and nice.

And that’s all I can write to you. Sorry I can’t write a decent letter. I wish I could write nicely like what Franny wrote to Lane. But okay, whatever, hope you’ll get the message, though.


Yours truly


-A Letter to Mr. Spaceman oleh Naela Ali

Rabu, 28 Juni 2017

Eid Mubarak 1438 H


HULAAA sebelumnya sorry for the late posting (lagi) kali ini, karena...memang baru bisanya hari ini *anti klimaks*. Ada yang masih merayakan lebaran keliling-keliling rumah saudara atau sekedar jalan-jalan bareng keluarga sampai saat ini? Hehe kalau dihitung-hitung hari ini sudah masuk ke H+3 Idul Fitri alias hari ke-4 lebaran, ya? Pekerjaan saya sendiri seharian ini adalaaah tidur. Dan leyeh-leyeh. Setelah 24 jam kemarin jaga IGD dan akan kembali jaga 24 jam lagi besok:) *yha, curhat*

Tapi, Alhamdulillah saat hari lebaran kemarin saya mendapat jatah hari libur dan sempat berlebaran di rumah nenek di Tasikmalaya. YAYYY!

Saya bersama kedua orang tua saya berangkat dari rumah saat H-1, yaitu hari Sabtu pagi. Untungnya, jalan tol arah Bandung hari itu laaancaaar, biarpun di rest area parkiran mobil cukup penuh dan ramai dengan orang-orang mudik. Setelah sempat mampir terlebih dahulu di Bandung, kami melanjutkan perjalanan sore harinya menuju Tasikmalaya. Sempat kedapatan macet, tapi tidak separah mudik beberapa tahun sebelumnya. Daaan sampailah kami di rumah Emih (sebutan saya untuk nenek dari mama) kira-kira pukul 8 malam.

Esok harinya...
Hari H Lebaran! Ya! Tugas saya pagi itu adalah...menunggu rumah beserta ketupat dan opor ayam. Karena sedang dalam period, jadi sayang sekali saya tidak bisa ikut solat Ied ke masjid bersama yang lain.  


Sedikit cerita tentang rumah Emih. Waktu kelas 1 dan 2 SD, saya sempat bersekolah di Tasikmalaya. Jadi, di rumah inilah saya tinggal bersama Emih dan alm. Pak Guru (sebutan saya untuk kakek dari mama) beserta tante saya yang dulu masih kuliah. Dulu di depan rumah Emih ini tumbuh pohon jambu biji & pohon sirsak. Tiap kali pohonnya berbuah, saya dan sepupu saya bisa makan sepuasnya. Sayang sekali, sekarang pohonnya sudah ditebang.

Di parit depan rumah ini juga biasanya saya senang menaruh bunga atau daun di air yang mengalir lalu lari dan menengok di bagian parit terbuka selanjutnya *jaman dulu air di parit nya jernih, kok*. Lalu cerita tentang setiap kali perayaan 17 Agustus-an, dimana saya beserta saudara saya senang membuat kantung-kantung air berwarna warni untuk digantung di pepohonan. Cerita tentang main hujan-hujanan. Yha, masa kecil masa-masa masih tanpa beban.




 

Jembatan kecil di sungai depan rumah Emih.

Balik lagi ke cerita hari H. Sepulang solat Ied, waktunya sungkeman, maaf-maafan. Lanjut menu wajib lebaran : makan ketupat dan opor ayam:)



Jam 9 pagi kami sekeluarga mulai start keliling-keliling, dimulai ziarah makam, baru setelah itu berkunjung ke rumah-rumah saudara. 


Saat kunjungan ke salah satu rumah saudara

Nah yang di atas ini kurang lebih anggota-anggota yang pulang ke Tasik lebaran tahun ini. Seharusnya masih ada anak-anak Emih yang lain, alias Ua dan Tante Om beserta anak-anaknya dan anak-anaknya lagi *hayolo berarti itu apa*. Tapi...foto keluarga yang didapet cuma ber-segini. Huhuhu. Beberapa ada yang baru sampai di Tasik H+1 lebaran, beberapa memang sedang di tempat saudara yang lain. Kalau versi lengkapnya keluarga Emih, kurang lebih di bawah ini.


Foto di atas diambil saat lebaran tahun 2012. Di foto tersebut masih ada alm. Ua Euis. Tapi kalau dilihat dari album-album lebaran setiap tahunnya, tahun 2012 ini sepertinya tahun terlengkap anggota keluarga kumpul saat hari H.

Oke, sekian #throwback nya, lanjut esok harinya...

Senin pagi, saya dan kedua orang tua saya kembali ke Bekasi. Di bawah ini foto orang tua saya bersama Bi Heni dan Om Ucok. Bi Heni ini anak ke-7 dari Emih, adik tepat satu di bawah mama.


By the way, di perjalanan pulang menuju Bekasi, saya hampir masuk IGD karena gastroenteritis dehidrasi et causa makan cabe ijo pas makan ketupat opor ditambah es campur durian di hari H! *coba scroll lagi ke atas ke foto ketupat opor ayam, disitu ada tersangka cabe ijo yang saya maksud* Hehe gakdeng, gak separah itu. Dan gaktau juga causa nya salah makan atau apa. Tapi intinya saya sempat muntah-muntah dan diare sampai lemas. Tapi sore hari nya sudah membaik setelah minum obat dan tidur. HEU.

Itulah cerita lebaran saya tahun ini. Sekali lagi, selamat lebaran ya bagi yang (masih) merayakan! Pesan saya : hati-hati kalau makan cabe ijo terus lanjut makan es campur durian. Hmm.

Daaan,

Mohon maaf lahir dan batin, dari Nadya dan keluarga!:)

Sabtu, 22 April 2017

Untuk malam #1

Hai, malam.
Kali ini, untuk ke sekian kali, boleh ya aku berbagi?
Tentang aku dan ketidaktahuanku
Tentang tanda tanya
Yang masih belum menemukan titik pada kalimat berikutnya

Tentang harapan, hujan, lagu, dan tawa
Tentang bahagia yang sederhana
Mungkin hanya aku yang rasa

Dan untukmu,
(sesungguhnya) aku juga ingin berbagi
Tapi sepertinya belum saatnya kali ini

Kamis, 02 Maret 2017

3/4 dan 4/4

3/4

Perkiraan saya di tulisan sebelumnya (2/4) bahwa ujian SOCA adalah ujian terberat dari tiga ujian besar lain menuju S.Ked itu sepertinya perlu saya ralat. Ujian besar ketiga kali ini adalah OSCE. Objective-Structured Clinical Examination. Yang ternyata lebih berat.

17 Februari 2017. Hari dimana saya menjadi peserta ujian hari ketiga OSCE sekaligus mendapatkan pengumuman hasil ujian OSCE bersama satu angkatan. Jika ditanya perasaan saya setelah melewati stase demi stase pada setiap ruangan ujian yang total jumlahnya ada 12 dengan waktu 15 menit di setiap stasenya, saya sendiri merasa pantas jika hasil yang saya dapatkan siang itu tidak sesuai yang saya harapkan. Iya. Siang itu hasil yang saya dapatkan "belum lulus". Sengaja saya katakan "belum" karena saya tidak ingin berkata "tidak". 

Dua hari setelah hari itu saya mengulang belajar kembali terutama pada stase yang menurut saya kurang saya kuasai di ujian putaran pertama OSCE. Neuro dan Obsgyn. Tidak tahu harus berterimakasih dengan cara apa lagi rasanya jika mengingat kebaikan beberapa teman saya yang rela datang mengajarkan dan menemani saya belajar saat itu:") Super terimakasih untuk Ifa, Sarah, Pinka, Noca, Felda, dan Efi. Semoga itu semua menjadi tabungan amal baik untuk kalian!

20 Februari 2017. Saya kembali datang pukul 07.00 di kampus untuk ujian remedial OSCE bersama beberapa teman saya yang juga belum lulus. Rasa mendebarkannya masih sama. Tapi yang saya harapkan di hari itu adalah buah hasil yang maksimal dari usaha maksimal yang telah dan dapat saya lakukan di hari-hari sebelumnya. Ujian selesai. Saya masih harus menunggu pengumuman di Senin depan, katanya.

Hari-hari selanjutnya saya gunakan untuk persiapan sidang skripsi (4/4). Sampai yang tidak saya duga, pengumuman remedial OSCE muncul lebih cepat dari kabar sebelumnya.

24 Februari 2017, jumat malam, di kamar di rumah, sebuah chat masuk di grup angkatan. Antara rasa percaya dan tidak, mendapat kabar bahwa semua teman-teman (termasuk saya) lulus OSCE. Rasa haru dan syukur yang tak terkira semuanya jadi satu. Ah, sampai sekarang rasa haru itu masih dapat saya ingat dan saya rasakan. Allah memang Maha Baik:")

4/4

Langkah saya menuju S.Ked masih ada satu lagi.

27 Februari 2017. Saya sidang skripsi. Satu persatu teman saya yang sudah keluar ruangan ujian lebih dulu membawa kabar bahagia. Saya masuk ruangan ujian pukul 10.00. 15 menit presentasi, 20 menit (lebih) tanya jawab, tidak tahu lebihnya berapa menit karena ada beberapa masukan dari salah satu penguji yang tidak ditemukan jalan keluarnya, 5 menit menunggu diluar untuk menunggu pengumuman keputusan ketiga penguji, dan masuk kembali ke ruangan dengan jawaban... "Ya, selamat kamu lulus." Rasanya membuat saya lega (sedikit), sedikit karena masih ada revisi setelah ini, hehe:( Tapi tetap, lagi-lagi saya dibuatNya bersyukur. 

Daaan kebahagiaan di hari itu rasanya bukan hanya saya yang merasa. Tetapi untuk teman-teman saya juga! Karena teman mana yang tidak bahagia ketika melihat temannya bahagia. Terimakasih untuk kalian yang datang di hari bahagia saya! Hehehe

Geng Dufan (?) hahaha

Syifa

Caca

Giffari

My survival kit:")
Dari kanan ke kiri : Sarah-Ifa-Saya-Rizzy-Pinka

Plus Anggun (si baju strip)

Bersama dosen pembimbing terbaik, dr. Sutopo Widjaja, MS

Maafkan ya kalau kualitas fotonya tidak sebaik foto-foto dari kamera kekinian yang masa kini (?) dan maafkan mukaku yang sudah kucel karena Grogol di hari itu teramat sangat panas *alasan*. Sayang juga di hari itu belum sempet foto bareng temen-temen yang udah ngasih bunga dan hadiah-hadiah post-sidang skripsi. Noca, Felda, Maya, Merry, Nenny, Egi, Fidiya, Rabit, Amel, Efi, Izzati. Dan Nadira! Teman seper-skripsi-an, teman seper-dosbing-an, teman seper-bolak balik-an ruang patologi anatomi yang udah pulang duluan. Hu, kita belum foto bareng, Dir. Pokoknya untuk semuanya, super terima kasih! 



Dan sekarang, semangat revisi, Nadya!:)

Jumat, 10 Februari 2017

Jumat pagi dan segelas cokelat hangat

Jumat pagi
Dengan rintik hujan di luar yang menyambangi sedari tadi 

Kali ini membawaku pada pengharapan 
Juga membawaku pada tulisan :

Tak ku hitung sudah berapa banyak di Februari ini
Langit sepertinya sedang senang-senangnya memberi alunan gemericik hujan di pagi hari

Bukan hanya langit,
Aku juga suka
Masih sama, seperti yang pernah ku tulis di tulisanku dulu tentang hujan

Lalu tentang segelas cokelat hangat
Dengan teori hormon endorfin bersamanya
Maka tidak heran dapat menenangkan pun menyenangkan

Tapi, segelas cokelat hangatku berbeda

Karena bukan hanya tentang rasanya yang pahit atau manis
Bukan tentang suhunya yang masih panas atau sudah mendingin
Tetapi tentang kamu yang mengisi ruang memoriku saat aku meminumnya

#Notes : Part III

Hehe. Belum sempat aku tulis part III yang seharusnya aku ceritakan sebelum-sebelumnya. Tapi, sepertinya cerita kali ini sudah seharusnya ak...